Label

Rabu, 09 Januari 2013

Kumpulan Puisi SEPERTI PERAHU



Alhamdulillahirobil'aalamiin..
akhirnya terbit juga buku solo pertamaku, walau terbit secara indie


Jenis Kertas HVS
Ukuran 14,5 x 20,5 cm
Tebal: vi + 136 Halaman
Penerbit: Pena Nusantara
ISBN: 978-602-18818-3-7
Harga: Rp. 38.000,-
(belum ongkos kirim)
silahkan hubungi Fanpage: Pena Nusantara
atau lewat pesan akun FB: Pena Nusantara

Sinopsis:

Aku hanya anak manusia, biasa, dan bukan siapa-siapa. Aku hanya tubuh yang terbuat dari tanah dan sedang diperlihatkan dunia beserta cerita dan nilainya. Tidaklah penting nilai tubuh ini, tetapi hanya cerita yang akan tersisa. Tetapi cerita bukan kisah biasa, bagi tubuh ini. Layaknya perahu kecil yang berlayar di lautan mencari ikan. Besar kecil yang didapat tentu bahagia, semestinya! Jauh, dekat, lama, cepat, pendek, atau panjang—waktu bukan jadi soal. Itu hanya perhitungan seluas mata. Tetapi perhitungan yang baik dan utama itu ada setelah tubuh ini kembali ke tanah.

Dan andai aku dapatkan permata dari dasar laut sekali pun—itu tetap tidak luar biasa. Meski sebenarnya perjuangan memang ada. Memilah diantara yang nyata, mencari pada yang kasat mata, mengeluarkan dari yang dipenjara pikir, atau bahkan menelaah dari yang telah ditelan rasa. Perjuangan berat melaluinya adalah cerita utama, bukan hasilnya. Membawa pulang permata dari dasar laut yang terhimpit karang, dihadapkan dengan ombak besar, dihadang badai yang tak pernah usai, permata itu tetap bukanlah milikku! Aku hanya perahu kecil, yang hanya akan disebut perahu jika berada di tengah laut. Kecuali jika telah sampai waktu untuk tinggal di pantai—disandarkan untuk di katakan: inilah perahu!

Dan aku memang belum menjadi perahu, tetapi aku ingin bercerita sedikit tentang dan bagi tubuh ini. Sebagai pesan yang akan kubawa untuk menjadi cermin ketika aku basah setelah terbangun dari tidur. Sebab tidak mudah membuka mata, tidak mudah menatap dunia, tidak salah bercerita, selama tahu batas dunia—apa dan mana yang harus bernilai. Agar aku senantiasa sadar, bahwa tubuh ini tidaklah berarti jika tidak memiliki mata hati.

3 komentar: